Definisi Ayam Afkir
Ayam afkir, atau yang juga dikenal sebagai ayam petelur afkir, adalah ayam betina petelur yang sudah memasuki masa akhir produktivitasnya. Pada usia sekitar 96 minggu, ayam-ayam ini hanya mampu memproduksi telur sekitar 20-25% dari kapasitas produksi maksimalnya. Meski demikian, para peternak masih dapat memanfaatkan ayam-ayam ini dengan menjualnya sebagai ayam potong, meskipun kualitas dagingnya tidak sebaik ayam broiler.
Karakteristik Ayam Afkir
Ayam afkir memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari ayam petelur yang masih produktif, di antaranya:
Penurunan Produksi Telur
Salah satu ciri utama ayam afkir adalah penurunan drastis dalam produksi telur, dari yang sebelumnya mampu bertelur secara konsisten menjadi hanya sekitar 20-25% saja. Hal ini terjadi seiring dengan bertambahnya usia ayam.
Perubahan Pola Makan
Ayam afkir cenderung menunjukkan perubahan pola makan, di mana mereka menjadi kurang berselera makan atau bahkan menolak makan sama sekali. Hal ini berbeda dengan ayam petelur yang masih produktif yang biasanya tetap gemar makan.
Kondisi Fisik yang Lesu
Ayam afkir umumnya terlihat lemas dan kurang bersemangat. Mereka juga sering menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti tubuh yang mengering, paruh yang terbuka terus-menerus, dan kotoran kering di mata serta hidung. Kondisi ini juga menyebabkan ayam afkir cenderung lebih suka minum air daripada makan.
Perubahan Perilaku
Selain perubahan fisik, ayam afkir juga biasanya menunjukkan perubahan perilaku, seperti menarik diri dari kelompoknya, menjadi lebih malas, atau bahkan berperilaku agresif tidak seperti biasanya.
Perubahan Bentuk Tubuh
Seiring bertambahnya usia, ayam afkir umumnya terlihat kurus, dengan jengger dan bulu yang kusam, serta postur tubuh yang cenderung melengkung. Pembengkakan juga sering terjadi pada bagian-bagian tertentu, seperti perut atau kaki.
Tips Beternak Ayam Afkir
Meskipun ayam afkir dianggap kurang produktif, bukan berarti beternak ayam afkir tidak menguntungkan. Dengan manajemen yang tepat, peternak masih dapat memperoleh keuntungan dari ayam-ayam ini. Berikut adalah beberapa tips beternak ayam afkir:
Tahap Pra-Afkir
Pada tahap ini, peternak perlu melakukan persiapan, seperti memilih ayam-ayam yang sudah memasuki masa afkir, menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan (seperti timbangan, alat hitung, dan lain-lain), serta memberikan pakan yang lebih sedikit saat akan memindahkan ayam ke tempat pembeli.
Tahap Afkir
Pada tahap ini, fokus utamanya adalah menjaga biosekuriti. Kendaraan pengangkut ayam afkir harus disemprot desinfektan terlebih dahulu, begitu juga dengan alat-alat yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran patogen yang dapat mengganggu produktivitas ayam petelur lainnya.
Tahap Pasca-Afkir
Setelah proses afkir selesai, peternak perlu melakukan pembersihan kandang secara menyeluruh. Ini meliputi penyemprotan insektisida, pembersihan kotoran, dan pengapuran lantai kandang. Tujuannya adalah untuk memastikan kandang bebas dari sisa-sisa kontaminasi sebelum digunakan kembali untuk ayam petelur baru.
Potensi Bisnis Ayam Afkir
Meskipun daging ayam afkir tidak sebaik ayam broiler, namun ternyata masih memiliki pasar yang cukup luas, terutama di kalangan masyarakat pedesaan. Ayam afkir, yang juga dikenal sebagai “ayam abang” di beberapa daerah, cukup diminati karena ukurannya yang besar dan rasa dagingnya yang mirip ayam kampung.
Harga ayam afkir di tingkat peternak biasanya berkisar Rp 35.000-40.000 per ekor. Jika sudah dalam bentuk karkas, harganya bisa mencapai Rp 45.000-50.000 per ekor. Harga ini masih lebih tinggi dibandingkan harga karkas ayam broiler yang hanya Rp 29.000-33.000 per ekor.
Penjualan ayam afkir umumnya dilakukan di pasar-pasar tradisional, di mana peternak menjual langsung ke pemilik lapak atau pedagang. Dari sini, ayam afkir kemudian dijual lagi ke konsumen, baik dalam bentuk ayam hidup maupun ayam potong.
Bagi peternak ayam petelur, penjualan ayam afkir ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan di akhir masa produktivitas ayam-ayam mereka. Meskipun tidak dapat dilakukan secara rutin, namun hasil penjualan ayam afkir tetap dapat menambah pundi-pundi keuntungan peternak.
Kesimpulan
Ayam afkir, meskipun dianggap kurang produktif, ternyata masih memiliki potensi bisnis yang cukup menjanjikan bagi peternak ayam petelur. Dengan memahami karakteristik ayam afkir dan menerapkan manajemen yang tepat, peternak dapat memanfaatkan ayam-ayam ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan di akhir masa produktivitas mereka. Selain itu, ayam afkir juga masih diminati oleh masyarakat, terutama di daerah pedesaan, sehingga peluang penjualannya pun cukup terbuka lebar.