Pengertian Amiodarone
Amiodarone adalah obat antiaritmia yang digunakan untuk mengatasi berbagai jenis gangguan irama jantung, seperti fibrilasi atrium, takikardia ventrikel, dan gagal jantung. Obat ini bekerja dengan menghambat saluran ion di sel jantung, sehingga membantu mengendalikan detak jantung yang tidak teratur atau terlalu cepat.
Kondisi aritmia jantung dapat menyebabkan kematian secara mendadak, sehingga pengobatan yang tepat sangat penting untuk dilakukan. Amiodarone merupakan turunan dari benzofuran dan memiliki berbagai nama dagang, seperti Cordarone, Pacerone, dan Nexterone. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi.
Manfaat Amiodarone
1. Mengobati Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium adalah gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur. Amiodarone dapat membantu mengendalikan detak jantung dan mencegah terjadinya serangan yang lebih serius pada kondisi ini.
2. Mengobati Takikardia Ventrikel
Takikardia ventrikel adalah gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan detak jantung sangat cepat. Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan masalah jantung yang lebih serius. Amiodarone dapat membantu mengendalikan detak jantung dan mencegah terjadinya serangan yang lebih parah.
3. Mengobati Gagal Jantung
Amiodarone juga dapat digunakan untuk mengobati pasien dengan gagal jantung. Obat ini dapat membantu meningkatkan fungsi jantung dan mencegah terjadinya serangan yang lebih serius.
4. Digunakan dalam Resusitasi Kardiopulmoner
Amiodarone juga digunakan dalam resusitasi kardiopulmoner, yaitu prosedur darurat yang dilakukan pada pasien dengan gagal jantung atau masalah jantung lainnya. Obat ini dapat membantu mengendalikan detak jantung dan mencegah terjadinya serangan yang lebih serius.
Dosis Amiodarone
1. Dosis untuk Fibrilasi Atrium
Dalam pengobatan fibrilasi atrium, dosis amiodarone biasanya berawal dengan 200-400 mg per hari, yang pemberiannya dalam dosis terbagi selama satu atau dua minggu pertama pengobatan. Setelah itu, dosis dapat menurun menjadi 100-200 mg per hari.
2. Dosis untuk Takikardia Ventrikel
Dalam pengobatan takikardia ventrikel, dosis amiodarone biasanya berawal dengan 800-1600 mg per hari, yang pemberiannya dalam dosis terbagi selama satu atau dua minggu pertama pengobatan. Setelah itu, dosis dapat menurun menjadi 600-800 mg per hari.
3. Dosis untuk Resusitasi Kardiopulmoner
Dalam resusitasi kardiopulmoner, amiodarone dapat diberikan melalui injeksi intravena. Dosis awal adalah 300 mg pemberiannya melalui infus selama 20-60 menit. Jika diperlukan, dosis tambahan sebesar 150 mg dapat diberikan melalui infus setelah 3-5 menit.
4. Dosis untuk Pasien dengan Gagal Jantung
Dalam pengobatan pasien dengan gagal jantung, dosis amiodarone dapat bervariasi tergantung pada kondisi pasien. Dosis biasanya bermula dengan 200-400 mg per hari dan dapat turun menjadi 100-200 mg per hari setelah beberapa minggu.
Cara Penggunaan Amiodarone
- Bacalah petunjuk pada kemasan obat sebelum menggunakannya.
- Ikuti anjuran dokter.
- Konsumsi sebelum atau sesudah makan.
- Pengidap penyakit lambung dapat mengonsumsi obat ini bersamaan dengan makan.
- Jangan menambah, mengurangi dosis, atau memperpanjang masa pemakaian obat tanpa seizin dokter.
- Gunakan secara teratur di waktu yang sama setiap harinya.
- Jangan berhenti menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.
- Simpan obat pada suhu ruangan yang sejuk.
- Jauhkan dari cahaya matahari langsung dan tempat yang lembap.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
- Jangan menyimpan di lemari pendingin.
Perhatian Penggunaan Amiodarone
Sebelum mengonsumsi obat ini, sebaiknya diskusikan terlebih dulu dengan dokter mengenai riwayat penyakit sebelumnya, terutama jika memiliki sejumlah kondisi berikut:
- Sedang hamil, berencana akan hamil, atau menyusui.
- Sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk vitamin, suplemen, dan produk herbal.
- Obat ini dapat mengurangi tingkat konsentrasi, sehingga hindari aktivitas yang membutuhkan fokus tinggi setelah mengonsumsi obat.
- Jangan membuang obat ke toilet atau menuangkannya ke drainase kecuali telah ada instruksi.
- Ketidakeseimbangan elektrolit.
- Gangguan fungsi hati.
- Mengidap kardiomiopati.
- Mengidap gagal jantung.
- Seseorang yang memakai alat pacu jantung dan defibrillator (ICD).
- Pengguna obat akan lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari.
Perhatikan Penggunaan Amiodarone
1. Monitoring Fungsi Tiroid
Amiodarone dapat mempengaruhi fungsi tiroid dan menyebabkan hipotiroidisme atau hipertiroidisme. Pasien harus melakukan tes fungsi tiroid secara teratur selama pengobatan dan memberi tahu dokter jika mengalami gejala seperti kelelahan, kulit kering, atau peningkatan berat badan.
2. Risiko Efek Samping Paru-paru
Penggunaan amiodarone dapat meningkatkan risiko efek samping pada paru-paru, seperti pneumonia atau fibrosis paru. Jika mengalami gejala seperti batuk, sesak napas, atau nyeri dada, segera konsultasikan dengan dokter.
3. Interaksi dengan Obat Lain
Amiodarone dapat berinteraksi dengan obat lain dan meningkatkan risiko efek samping. Penting untuk memberi tahu dokter tentang semua obat yang sedang dikonsumsi, termasuk obat-obatan resep, obat bebas, atau suplemen herbal.
4. Dosis yang Tepat
Dosis amiodarone yang dianjurkan dapat bervariasi tergantung pada jenis gangguan irama jantung yang diobati, usia, berat badan, dan kondisi kesehatan pasien. Pasien harus mengikuti dosis sesuai rekomendasi dokter dan tidak mengubah dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.
5. Risiko Penggunaan Jangka Panjang
Penggunaan jangka panjang amiodarone dapat meningkatkan risiko efek samping pada hati, kulit, dan mata. Pasien harus melakukan tes fungsi hati, tes penglihatan, dan pemeriksaan kulit secara teratur selama pengobatan.
6. Penggunaan pada Wanita Hamil dan Menyusui
Penggunaan amiodarone pada wanita hamil dan menyusui dapat berdampak pada perkembangan janin dan bayi. Wanita hamil dan menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Efek Samping Amiodarone
Pemakaian amiodarone dapat menimbulkan efek samping yang tergantung pada kondisi masing-masing pengguna. Efek samping yang mungkin muncul antara lain:
- Peningkatan kadar SGOT dan SGPT dalam darah.
- Merasa sangat lemas.
- Penurunan nafsu makan.
- Sembelit.
- Darah rendah.
- Sakit kepala.
- Hipotiroidisme.
- Gangguan daya ingat.
- Gangguan tidur.
- Sensitif terhadap cahaya.
Jika Anda memerlukan obat tertentu, Anda dapat mengecek kebutuhan medis Anda dengan aplikasi Halodoc. Jadi tunggu apalagi, unduh Halodoc sekarang juga!
Kesimpulan
Amiodarone adalah obat antiaritmia yang efektif untuk mengatasi berbagai jenis gangguan irama jantung, seperti fibrilasi atrium, takikardia ventrikel, dan gagal jantung. Obat ini bekerja dengan menghambat saluran ion di sel jantung, sehingga membantu mengendalikan detak jantung yang tidak teratur atau terlalu cepat.
Penggunaan amiodarone harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai anjuran dokter, terutama karena obat ini dapat mempengaruhi fungsi tiroid, paru-paru, dan berinteraksi dengan obat lain. Pasien juga harus memperhatikan dosis yang tepat dan risiko penggunaan jangka panjang. Dengan pengawasan dan penggunaan yang tepat, amiodarone dapat menjadi obat yang efektif untuk mengatasi gangguan irama jantung.